Surakarta, 17 September 2025 — Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret (FKIP UNS) menggelar workshop berjudul “Enhancing Environmental Awareness with SimRiver: Visualizing Human Impacts on River Water Quality through Diatoms”. Acara berlangsung di Aula Gedung A Lt. 2, dengan mendatangkan narasumber internasional, Prof. Dr. Shigeki Mayama dari Tokyo Gakugei University, Jepang — penemu dan pengembang utama perangkat lunak SimRiver.

SimRiver adalah piranti lunak pendidikan (software edukatif) yang dikembangkan oleh Prof. Mayama dan tim dari Tokyo Gakugei University. Aplikasi ini dirancang agar pengguna dapat mempelajari hubungan antara aktivitas manusia, kualitas lingkungan sungai, dan organisme diatom secara visual dan interaktif. Simriver dapat diakses melalui tautan berikut: www2.u-gakugei.ac.jp/~diatom/indonesia/index.html
Diatom sendiri adalah kelompok mikroalga yang hidup di air tawar dan laut, yang sering digunakan sebagai indikator biologis kondisi kualitas air. Melalui SimRiver, pengguna bisa mengamati bagaimana perubahan lingkungan mempengaruhi keberagaman atau kelimpahan diatom, sehingga mencerminkan perubahan kualitas air sungai.
Selain perangkat lunak, proyek internasional DiatomProject yang menaungi SimRiver juga menyediakan video edukatif mengenai: 1. Pendahuluan dan koleksi diatom 2. Pembuatan preparat permanen diatom 3. Observasi diatom. Video tersebut tersedia untuk diunduh atau ditonton melalui situs proyek, termasuk versi Bahasa Indonesia, sehingga memudahkan akses bagi pengguna di Indonesia. Dalam workshop, Prof. Mayama menyampaikan materi-materi berikut:
- Pengenalan SimRiver: fitur-fitur utama, cara penggunaan, dan dasar ilmiah di balik model yang digunakan.
- Studi kasus: bagaimana aktivitas manusia — seperti pembuangan limbah, penggunaan pestisida, atau perubahan penggunaan lahan — mempengaruhi kualitas air dan komunitas diatom di sungai.
- Praktikum/Simulasi: peserta diberi kesempatan menggunakan SimRiver untuk mensimulasikan skenario pencemaran sungai dan menganalisis respon diatom dalam model.
- Diskusi: refleksi atas bagaimana SimRiver dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan lingkungan/hayati di Indonesia, dan tantangan teknis serta sumber daya yang mungkin dihadapi.
Workshop ini dianggap sangat relevan mengingat semakin meningkatnya isu pencemaran sungai di berbagai daerah di Indonesia. Kepekaan lingkungan anak didik terhadap kualitas air sungai menjadi penting, karena sungai tidak hanya berfungsi sebagai sumber air minum dan irigasi, tetapi juga sebagai ekosistem yang mendukung berbagai kehidupan.
Beberapa harapan muncul dari workshop ini: – Integrasi SimRiver ke dalam kurikulum Biologi/Lingkungan di tingkat sekolah dan perguruan tinggi agar siswa/mahasiswa dapat melihat langsung efek dari aktivitas manusia terhadap ekosistem sungai.
- Pengembangan modul lokal berdasarkan data sungai-sungai Indonesia, agar simulasi lebih relevan dengan kondisi setempat.
- Kolaborasi riset dan publikasi antara FKIP UNS dengan Tokyo Gakugei University atau lembaga penelitian lingkungan di Indonesia untuk mengumpulkan data lapangan dan melakukan evaluasi penggunaan SimRiver dalam konteks Indonesia.
Seorang mahasiswa peserta menyatakan, “SimRiver membantu saya melihat secara konkret bagaimana aktivitas sehari-hari bisa berdampak pada kehidupan mikroorganisme air — bukan hanya teori.” Sementara itu, salah satu dosen berharap workshop ini menjadi pemicu bagi pengembangan pendidikan sains yang lebih berbasis lingkungan di kampus.









